Rabu, 29 April 2015

I Need Freedom!

Sore ini aku menghabiskan waktu di cafe yang tidak jauh dari rumahku. Hanya cafe ini yang membuatku merasa nyaman, tidak banyak orang dengan suasana yang tenang. Aku hanya merasa bosan berada di keramaian saat ini, bisa di bilang saat ini aku sedang melarikan diri tuntutan-tuntutan yang sama sekali membuatku merasa tidak nyaman dan ingin ketenangan. Aku perlu waktu sendiri untuk berpikir. Berpikir mengenai masa depanku.
 Dari dulu mama selalu mengarahkanku, bukan mengarahkan dalam arti sebenarnya tapi lebih kepada menuntut. Menuntutku untuk melakukan sesuatu yang dia bilang demi kebaikkanku. Aku tau sebenarnya ia melakukannya untuk kebaikkanku tetapi terkadang aku merasa ingin bebas dan menentukan sendiri apa yang ingin aku lakukan. Seperti di SMA dulu aku disuruh untuk mengambil kursus tertentu agar aku bisa memasuki SMA terbaik di kotaku.
Aku kembali ke rumah pukul delapan malam, aku menuju ke ruang makan. Selera makanku hilang karena aku bosan mendengar pembahasan yang tidak lepas dari urusan kuliah dan universitas mana yang harus aku masuki. Maklum saja aku baru lulus dari SMA.
“dari mana saja kamu,? bukannya belajar untuk tes masuk universitas” ucap mama
“aku butuh waktu sendiri ma”
“kamu kenapa? Kamu ada masalah?” tanya mama padaku
“ma aku boleh bertanya?”
“boleh nak, kamu mau tanya apa?”
“aku tidak ingin kuliah di kedokteran, aku tidak yakin dan aku merasa itu bukan keinginankuyang  sebenanya, aku hanya menuruti kata-kata mama, selama ini aku juga merasa kurang nyaman berada di jurusan sains”
“tapi nak jurusan kedokteran itu yang paling bagus, mama yakin kamu bisa, kamu pikirkan lagi, mama harap kamu mengambil jurusan kedokteran”
3 hari kemudian
Aku berjalan dengan pikiran yang sedikit kacau. Aku takut mama tahu kalau aku hari ini tidak mengerjakan tes masuk universitas dengan sungguh-sungguh. Tapi bagaimanapun aku sudah merasa cukup umur untuk menentukan masa depanku.
Setelah satu minggu, hasil tes masuk universitas diumumkan. Aku tau tidak akan lulus di kedokteran, dan aku sudah menyiapkan diriku untuk menghadapi mama.
Hari ini aku kembali ke cafe yang biasa aku kunjungi. Aku hanya sedikit takut dengan reaksi mama nanti ketika aku memberi tahu kalau aku tidak lulus di jurusan kedokteran. Aku kembali teringat dengan kejadian beberapa hari yang lalu di cafe ini. Aku sedang berpikir mengenai cita-cita dan impianku, aku ingin menjadi seorang motivator, motivator terkenal. Tapi aku yakin mama tidak menyetujui hal tersebut karena aku pernah membicarakannya dengan mama. Mama mengatakan bahwa tidak akan ada masa depan yang bagus kalau aku memilih menjadi motivator. aku merasa seperti dikekang oleh tuntutan mama, dan aku ingin merasakan kebebasan, kebebasan untuk menentukan masa depanku. Tapi kali ini aku yakin kalau aku bisa menjadi orang sukses. Aku pulang kerumah, mama telah menungguku di ruang depan dengan secangkir teh dan cake kesukaanku.
“ma tumben pulang sore, pasti tugas dikantor mama mama bawa pulang lagi ya?”
“tugas kantor sudah selesai, kamu gak usah khawatir” ucap mama sambil tersenyum
Sejenak suasana hening, mama membuka pembicarannya untuk mencairkan suasana, dan aku telah siap dengan apa yang akan mama katakan.
“mama merasa selama ini selalu menuntut kamu untuk melakukan hal yang menurut mama baik, dan mama tau kamu merasa tidak nyaman, kali ini mama pengen kamu yang menentukan buat masa depan kamu, mama gak bakal menuntut kamu untuk kuliah di kedokteran”
Aku tidak menyangka mama akan mengatakan hal tersebut, aku merasa senang karena kali ini aku bisa bebas menentukan keinginanku terutama hal ini menyangkut masa depanku.
“ma dari dulu aku ingin jadi motivator, motivator terkenal, aku yakin aku bisa, aku bakalan berusaha keras” ucapku semangat
“mama bakal doain kamu, kamu harus janji bakalan berusaha buat kesuksesan kamu”
“makasih ya ma udah support aku buat mencapai keinginan aku”.
Aku sangat senang karena aku mendapat dukungan dari mama, mulai hari itu aku berusaha keras untuk mencapai keinginanku, dan saat ini aku juga sudah kuliah tentunya bukan jurusan kedokteran, mama cukup senang karena selama kuliah indeks prestasiku meningkat.

Selasa, 07 April 2015

PENALARAN, SILOGISME DAN ENTIMEN

PENALARAN, SILOGISME, DAN ENTIMEN

PENALARAN

Penalaran merupakan suatu corak atau cara seseorang menggunakan nalarnya dalam menarik kesimpulan sebelum akhirnya orang tersebut berpendapat dan mengemukakannya kepada orang lain.
Kesimpulan dapat ditarik melalui kegiatan proposisi, inferensi dan implikasi, serta evidensi. Seluruh kegiatan tersebut dimaksudkan untuk menghubungkan fakta yang diketahui (premis umum dan khusus) agar menuju kepada suatu kesimpulan (simpulan).
Kegiatan penalaran dapat bersifat ilmiah dan non ilmiah. Dari prosesnya, penalaran dapat dibedakan menjadi:
- Penalaran induktif, yaitu proses penarikan kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku umum (premis umum) berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat khusus (premis khusus).
- Penalaran deduktif, yaitu proses penarikan kesimpulan berupa prinsip atau sikap yang berlaku khusus (premis khusus) berdasarkan atas fakta-fakta yang bersifat umum (premis umum).

CARA MENGUJI DATA DAN FAKTA
Data dan informasi (premis) yang digunakan dalam penalaran harus merupakan fakta. Oleh karena itu perlu diadakan pengujian untuk membuktikan bahwa data dan informasi (premis) tersebut adalah fakta.
Fakta artinya segala sesuatu yang tertangkap oleh indra manusia atau data keadaan nyata yang terbukti dan telah menjadi suatu kenyataan, misalnya melalui penelitian ahli atau penulis itu sendiri.

SILOGISME DAN ENTIMEN
Silogisme adalah bentuk penalaran dengan cara menghubung-hubungkan dua pernyataan yang berlainan untuk dapat ditarik simpulannya. Silogisme termasuk dalam penalaran deduktif.
Jenis silogisme:
1. Silogisme kategorial (golongan) adalah salah satu premis merupakan anggota premis yang lain.
Rumus :

Premis Umum (PU): A=B
Premis Khusus (PK): C=A
Simpulan (S): C=B


- A menyatakan semua anggota golongan tertentu
- B menyatakan sifat atau hal
- C menyatakan sesuatu atau seseorang

Contoh:
PU : Semua binatang (A) lapar (B)
PK : Harimau (C) adalah binatang (A)
S    : Harimau (C) lapar (B)

2. Silogisme negatif , yaitu ada kata bukan atau tidak.
Contoh:
PU: Orang yang baik (A) selalu membantu orang lain (B)
PK: Lala (C) Bukan Orang yang baik (A)
S   : Lala (C) tidak membantu orang lain (B)

3. Silogisme hipotesis adalah silogisme yang memiliki premis mayor berupa proposisi hipotesis (jika), sementara premis minor dan kesimpulannya berupa proposisi kategoris. Contoh:
PU : Jika hari ini mendung, saya akan membawa payung.
PK : Hari ini tidak mendung
S    : Saya tidak akan membawa payung

4. Silogisme alternatif adalah silogisme yang terdiri atas premis mayor berupa proposisi alternatif. Proposisi alternatif yaitu bila premis minornya membenarkan salah satu alternatifnya. Kesimpulannya akan menolak alternatif yang lain.
Contoh:
PU : Lala bermain di halaman atau dalam rumah
PK : Lala bermain di dalam rumah
S    : Lala tidak bermain di halaman

5. Entimen adalah suatu silogisme yang tidak mempunyai premis mayor karena premis mayor itu sudah diketahui secara umum, yang dikemukakan hanya premis minor dan simpulan.
Rumus: C=B karena C=A
Contoh:
PU : Semua kucing (A) lucu (B)
PK : Kitty (C) adalah kucing (A)
S    : Kitty (C) lucu (B)

Bentu Entimennya:
Kitty lucu karena ia adalah kucing (C=B karena C=A).