Jumat, 06 Desember 2013

3 PENDAPAT ASAL USUL MULA FILSAFAT



Banyak teori yang mengatakan sejarah tentang awal mula filsafat. Namun semua itu belum tentu kebenarannya. Berikut beberapa teori tersebut:

1. Pendapat yang mengatakan bahwa filsafat berasal dari Yunani/Barat.
Kelompok ini berpendapat bahwa filsafat berasal dari yunani atau barat, orang pertama yang mengungkapkan bahwa filsafat berasal dari yunani adalah filsuf terkenal dari yunani Aristoteles (384-322 SM) pada abad ke 4 Sebelum Masehi, ia pun berpendapat bahwa filsafatdikembangkan pertama kali oleh Thales (640-550 SM) pada pertengahan abad ke 6. Dan kelompok ini pun berpendapat bahwa orang-orang yunani adalah yang menemukan olahraga, ilmu alam, serta filsafat. Yang perlu penulis ungkapkan adalah banyak para pemikir barat yang berpendapat sama dengan pendapat pertama ini antaranya adalah Bertrand Russel, Hanry Piere dan lainnya. Dan yang paling mengejutkan adalah banyak dari para filsuf arab dan filsuf muslim yang berpendapat seperti para pemikir diatas, diantara mereka adalah Alfarabi (950-870 M) pengakuannya tentang filsafat dimulai dari yunani termuat dalam salah satu naskahnya tentang Plato dan Aristoteles (384-322 SM), ada juga Asy-Syahrastani serta Ibnu Kholdun yang sependapat dengan Alfarabi.
Argumen Mereka :
1. Kalimat Filsafat adalah kalimat Yunani asli, dan tidak terdapat pada bahasa dahulu manapun. Menurut bahasa yunani kata “filsafat” tediri dari 2 kata philos (kekasih, sahabat) dan sophia (kebijaksanaan, kearifan). dan orang yang pertama kali menggunakan kata ini adalah Pytaghoras sekitar tahun 582-507 SM.
2. Filsuf Dunia pertama adalah Thales (640-550 SM) berkewarganegaraan yunani, dan ia berbicara dengan bahasa yunani.
3. Penemu ilmu logika, ilmua alam, olahraga adalah orang yunani.

2. Pendapat kedua yang mengatakan bahwa filsafat dimulai dari Timur.
kelompok ini berpendapat bahwa filsafat berasal dari timur/Islam tepatnya di beberapa negara antara lain adlah India, Persia, Irak dan Mesir Kuno. Para filsuf yang berbendapat sama dengan pendapat ini adalah Imam Ghazali (1111-1059 M), ia tulis dalam kitabnya al-Munqidz min adh-Dholal : Para Filsuf telah mengambil Kaidah-kaidah politik dari kitab-kitab Allah yang diturunkan kepada para nabi-nabiNya. Selain Ghazali ada juga Alqifthi yang menulis dalam kitabnya Akhbar al-’Ulama. Dan yang menarik adalah ada beberapa dari para pemikir eropa yang sependapat dengan Ghazali dan Alqifthi, mereka adalah Will Durant dalam bukunya The Story of Cultural, George Shartoon dalam bukunya The History of Sciense, Masoon Orsel dalam bukunya Philosophy in east.
Argumen mereka :
1. Para ahli Riset telah menemukan bahwa awal pemikiran mulai berkembang di Timur.
2. Para sejarawan menyatakan bahwa para filsuf barat/yunani semisal Thales, Phytaghoras, Demokrithos (460-370 SM), Plato dan lain-lain telah menziarahi Mesir Kuno untuk mengambil berbagai ilmu.
3. Pemikiran-pemikiran barat adalah saduran dari pemikiran-pemikiran timur.

3. Pendapat yang menggabungkan dua pendapat diatas
kelompok ini membagi asal mula filsafat menjadi dua fase (gabungan dari dua pendapat diatas). Fase pertama: filsafat (umum) sebagai sebuah pembahasan yang bersifat ‘aqli pada fisika dan metafisika itu berasal dari timur kuno. Fase kedua: filsafat (khusus) sebagai sebuah disiplin ilmu yang sudah sistematis (sudah banyak dikodifikasi melalui buku-buku) itu berasal dari barat/yunani.
Dari penjelasan diatas sudah jelas bahwa asal mula filsafat melewati dua fase, dalil yang menguatkan adalah timur mendahului barat dari sisi penemuan ilmu seperti: ilmu alam, astronomi dan lainnya, banyak filsuf barat yang mempelajari berbagai ilmu salah satunya adalah filsafat (tentunya belum sistematis) lalu mereka sempurnakan hingga menjadi disiplin ilmu yang sistematis. Analoginya seperti ini: Aristoteles adalah penemu ilmu logika, namun tidak menutup kemungkinan bahwa orang-orang timur sudah menemukan ilmu logika namun belum sistematis dan belum menjadikannya sebagai disiplin ilmu.

filsafat kehidupan


Sekarang sudah banyak orang yang tahu bahwa untuk berhasil tentu harus memiliki suatu tujuan atau impian, tetapi masih ada orang yang tidak melakukan tindakan untuk meraih mimpi-mimpinya itu.
Mempunyai sasaran dengan alasan yang kuat atas apa yang kita lakukan – entah bersifat finansial atau bukan – barulah setengah dari perjalanan untuk menyelesaikan sesuatu. Agar benar-benar tergerak untuk berbuat sesuatu, kita membutuhkan suatu dorongan yang berasal dari dalam diri, yang dalam hal ini kita sebut sebagai filsafat kehidupan. Membuat filsafat hidup kita sendiri akan mendorong dan memastikan bahwa kita benar-benar melakukan apa yang ingin dan perlu di lakukan untuk mencapai sasaran itu.
Filsafat kehidupan adalah pendekatan terhadap apa yang ingin kita lakukan dalam hidup – bagaimana kita akan melakukannya.
Filsafat hidup menentukan arah, membangkitkan kesadaran dan mengerakkan diri kita untuk membuat perencanaan-perencanaan guna merealisasikan sasaran.
Filsafat hidup ini akan membimbing kita dalam menjalani kehidupan seperti yang kita inginkan dan butuhkan.
Setiap orang seharusnya mempunyai minimal satu filsafat hidup, ini perlu di tuliskan agar kita bisa membacanya lagi dan lagi, sehingga kita selalu ingat. Dengan menuliskan akan merealisasikan pemikiran dan mendorong kita memikirkan gagasan dengan lebih jelas. Setiap pemikiran yang di realisasikan akan memotivasi tindakan positif.
Membuat filsafat ini harus di sesuaikan dengan sifat-sifat diri kita dan selaras dengan sasaran hidup kita sehingga menjamin kita sampai pada tujuan kita.


Saya telah menyusun beberapa filsafat hidup saya sendiri, yang mana dapat saya uraikan sebagai berikut :

1.                Sikap positif

Apakah sebuah gelas setengah kosong atau setengah penuh tergantung pada cara kita memandang isi gelas itu. Dengan sikap positif saya memandang bahwa gelas itu setengah penuh. Saya pecaya bahwa setiap masalah itu pasti ada solusinya. Ketika saya menjalankan prinsip ini saya menjadi mampu untuk mengatasi berbagai masalah, hambatan dan rintangan, dan sekarang saya tidak perlu takut dan cemas lagi dalam menjalani kehidupan ini. Sikap merupakan pilihan, dan saya memilih untuk bersikap positif terhadap apa pun yang saya temui.

2.      Percaya pada diri sendiri

Saya telah melatih diri saya selama bertahun-tahun untuk percaya pada diri saya sendiri. Saya melakukan ini karena saya tahu kelebihan dan kekurangan diri saya, dan kini saya menjalani hidup saya sesuai dengan kekuatan, kemampuan dan potensi yang saya miliki. Saya mau menjadi diri saya sendiri, bukan menjadi diri orang lain.
Melalui pembelajaran yang saya peroleh, saya menemukan bahwa kunci keberhasilan seseorang adalah terletak pada Kepercayaan pada diri sendiri, di mana kepercayaan ini muncul bila kita telah mampu menerima keberadaan diri kita sendiri.



3.      Berani mengambil resiko

Sasaran-sasaran yang telah kita tetapkan akan terwujud kalau kita berani mengambil tindakan dan berani mengambil resiko terhadapnya. Kalau kita sudah percaya pada sasaran kita, resiko itu pasti bisa kita atasi. Kita menjadi gigih dan tidak mudah putus asa ketika mengalami kegagalan.
Kalau dulu saya tidak berani melepaskan jabatan saya sebagai Dirut BPR, mungkin saya tidak bisa menjadi trainer dan penulis buku seperti sekarang ini. Saya beranikan diri untuk menempatkan diri saya pada posisi yang sulit agar saya bisa berkonsentrasi penuh pada sasaran saya. Saya percaya bahwa kegagalan itu hanyalah bersifat sementara, dan masa-masa sulit itu justru yang bisa membuat diri saya semakin tangguh. Menurut pandangan saya bahwa gagal itu tidak ada kecuali kita berhenti mengupayakan tercapainya sasaran kita sendiri. Bila kita masih terus berjuang, maka itu bukan berarti gagal, itu adalah proses yang harus kita lalui.

4.      Damai dan tenang

Di dalam alkitab di tuliskan : Tuhan tidak menghendaki kekacauan, tetapi Damai Sejahtera. Saya percaya untuk mencapai keberhasilan kita perlu merasa damai dan tenang terlebih dahulu, barulah ide-ide atau gagasan-gagasan yang kreatif akan muncul. Oleh karena itu sejak beberapa tahun yang lalu saya mulai menjalani hidup saya yang damai dan tenang. Saya mengupayakan kedamaian dan ketenangan ini dengan berlatih relaksasi dan meditasi. Secara perlahan tapi pasti, saya mengupayakan untuk melepaskan ego saya sendiri, saya belajar untuk menjadi sabar, saya belajar untuk tidak berprasangka buruk, belajar menerima keadaan apa adanya. Saya merasakan sendiri bahwa kedamaian dan ketenangan ini banyak membantu dalam kehidupan saya saat ini.

5.      Melayani dengan sebaik-baiknya

Dalam hidup ini kita memang harus melayani, sebab melalui pelayanan inilah kita bisa hidup sukses dan bahagia. Prinsip ini saya aplikasikan dalam hidup saya saat ini, karena saya percaya kalau kita mau sukses kita harus memberi terlebih dahulu, barulah kita akan menerima. Kita tidak mungkin menerima sebelum kita memberi. Kepada klien-klien, saya berusaha memberikan pelayanan yang sebaik-baiknya, dengan begitu saya juga akan mendapatkan yang terbaik.
Inilah 5 hal yang menjadi filsafat hidup saya saat ini, dan ini lah yang mengarahkan saya untuk melakukan tindakan-tindakan yang di perlukan.
Sekarang saat bagi anda menyusun filsafat hidup anda sendiri. Luangkan waktu untuk menggali dan menemukan sifat-sifat yang sesuai dengan filsafat hidup anda;  selaraskan dengan sasaran hidup atau tujuan tertinggi yang ingin anda capai dan kemudian tuliskan filsafat hidup ini dan bawalah kemanapun anda pergi. Filsafat hidup ini sebaiknya di susun hingga sempurna, sesuai dengan jiwa kita dan tidak ada benturan-benturan di dalam diri sendiri. Bila benturan itu masih terjadi, tentu kita harus segera memperbaikinya. Intinya bahwa filsafat hidup ini seharusnya bebas dari konflik-konflik internal – di dalam diri dan memotivasi.
Selanjutnya bacalah setiap hari – di pagi hari – sebelum anda mulai bekerja, renungkan apa yang bisa anda lakukan hari ini.  Di malam hari bacalah kembali dan renungkan apa yang akan anda kerjakan esok hari. Bila filsafat hidup ini telah meresap di dalam jiwa kita, dia akan menjadi sebuah sistem kita, dan secara otomatis kita akan bersikap sesuai dengan nya.

JURNAL KOPERASI



JURNAL EKONOMI KOPERASI 


Membangun Koperasi Berbasis Anggota Dalam Rangka Pengembangan Ekonomi Rakyat
Pengembangan koperasi pada masa Orde Baru yang di dominasi oleh peran pemerintah, serta kondisi krisis ekonomi yang melanda Indonesia, mengakibatkan timbulnya pertanyaan bagaimana sebenarnya peran koperasi dalam masyarakat Indonesia, bagaimana prospeknya dan bagaimana strategi pengembangan yang harus dilakukan pada masa yang akan datang. Melihat sifat dan kondisi krisis ekonomi saat ini serta berbagai pemikiran mengenai usaha untuk dapat keluar dari krisis tersebut, maka koperasi dipandang memiliki arti yang strategis pada masa yang akan datang.
Beberapa koperasi telah dirasakan peran dan manfaatnya bagi masyarakat, walaupun derajat dan intensitasnya berbeda.  
Ada 3 tingkat bentuk eksistensi koperasi bagi masyarakat (PSP-IPB, 1999) :
1.      Koperasi dipandang sebagai lembaga yang menjalankan suatu kegiatan usaha tertentu, dan kegiatan usaha tersebut diperlukan oleh masyarakat. Kegiatan usaha dimaksud dapat berupa pelayanan kebutuhan keuangan atau perkreditan, atau kegiatan pemasaran, atau kegiatan lain.
2.      Koperasi merupakan alternatif bagi lembaga usaha lain. Masyarakat telah merasakan bahwa manfaat dan peran koperasi lebih baik dibandingkan dengan lembaga lain.
3.      Koperasi menjadi organisasi yang dimiliki oleh anggotanya. Rasa memilki ini dinilai telah menjadi faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu bertahan pada berbagai kondisi sulit, yaitu dengan mengandalkan loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk  bersama-sama koperasi menghadapi kesulitan tersebut.

FAKTOR FUNDAMENTAL EKSISTENSI DAN PERAN KOPERASI
Berdasarkan pengamatan atas banyak koperasi serta menggali berbagai pihak yang terkait dengan pengembangan koperasi, khususnya para partisipan koperasi sendiri yaitu anggota dan pengurus, maka dapat disimpulkan beberapa faktor fundamental yang menjadi dasar eksistensi. Faktor tersebut merupakan faktor pembeda antara koperasi berkembang dengan koperasi yang tidak berfungsi atau tertutup. Faktor-faktor tersebut adalah :
  1. Koperasi akan eksis jika terdapat kebutuhan kolektif untuk memperbaiki ekonomi secara mandiri.
  2. Koperasi akan berkembang jika terdapat kebebasan dan otonomi untuk berorganisasi
  3. Keberadaan koperasi di tentukan oleh proses pengembangan pemahaman nilai-nilai koperasi
  4. Koperasi akan semakin dirasakan peran dan manfaatnya bagi anggota dan masyarakat pada umumnya jika terdapat kesadaran dan kejelasan dalam hal kenaggotaan koperasi

  1. Koperasi akan eksis jika mampu mengembangkan kegiatan usaha yang :
    • luwes (flexibel) sesuai dengan kepentingan anggota
    • berorientasi pada pemberian pelayanan bagi anggota
    • berkembang sejalan dengan perkembangan usaha anggota
    • biaya transaksi antara koperasi dan anggota mampu ditekan lebih kecil dari biaya transaki non-koperasi
    • mampu mengembangkan modal yang ada didalam kegiatan koperasi dan anggota sendiri  
6.      Keberadaan koperasi akan sangat ditentukan oleh kesatuan oleh kesuaian faktor-faktor tersebut dengan karakteristik masyarakat atau angggotanya
.MENGEMBANGKAN KOPERASI DI INDONESIA
1.      Mengembangkan kegiatan usaha koperasi dengan mempertahankan falsafah dan prinsip koperasi
2.      Keterkaitan kegiatan koperasi dengan kegiatan pelayanan untuk berkembang
3.      Mengatasi beberapa permasalahan teknis usaha bagi koperasi kecil untuk berkembang
4.      Mengakomodasi keinginan pengusaha kecil untuk melakukan usaha atau mengatasi masalah usaha dengan membentuk koperasi
5.      Pengembangan kerja sama usaha antar koperasi
6.      Peningkatan kemampuan usaha koperasi pada umumnya
7.      Peningkatan citra koperasi
8.      Penyaluran aspirasi koperasi

PENUTUP

Dua syarat dari pemikiran-pemikiran yang harus dilakukan.

Pertama, pendekatan pengembangan yang harus dilakukan adalah pedekatan pengembangan kelembagaan secara partisipatif dan menghindari pengembangan yang didasarkan pada kepatuhan atas arahan dari lembaga lain. Masyarakat perlu ditumbuhkan kesadarannya untuk mampu mengambil keputusan sendiri demi kepentingan mereka sendiri. Dalam hal ini proses pendidikan prinsip-prinsip dan nilai-nilai koperasi menjadi faktor kunci yang sangat menentukan.
Kedua, diperlukan kerangka pengembangan yang memberikan apresiasi terhadap keragaman lokal, disertai berbagai dukungan tidak langsung tetapi jelas memiliki semangat kepemihakan pada koperasi dan ekonomi rakyat. Dengan demikian strategi pengembangan yang perlu dikembangkan adalah strategi yang partisipatif. Hal ini akan membutuhkan perubahan pendekatan yang mendasar dibanding dengan strategi yang selama ini diterapkan.




Sumber :